Ular weling (Bungarus candidus) adalah salah satu jenis ular berbisa yang sangat berbahaya di Indonesia dan Asia Tenggara.
Dikenal juga sebagai weling hitam dan putih, ular weling sering kali dijumpai di daerah pedalaman, hutan, dan pertanian.
Meskipun tampak anggun dan menarik, ular weling sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian jika digigit.
Karena itulah, pengetahuan tentang ular weling sangat penting bagi masyarakat yang tinggal atau bekerja di daerah yang menjadi habitatnya.
Artikel ini akan membahas tentang ular weling, termasuk ciri-ciri fisiknya, perilaku, kebiasaan makan, habitat, dan ancaman yang dihadapi oleh manusia yang berada di sekitar ular weling.
Ciri-ciri Ular Weling
Berikut adalah beberapa ciri-ciri fisik ular weling:
- Ukuran tubuh: Ular weling termasuk dalam jenis ular berukuran sedang hingga besar, dengan panjang tubuh dapat mencapai 1,5 meter.
- Pola warna: Ular weling memiliki ciri khas pola warna hitam dan putih yang berulang di seluruh tubuhnya. Warna hitam meliputi bagian atas tubuh hingga bagian samping tubuh, sedangkan warna putih meliputi bagian bawah tubuh dan bagian bawah kepala.
- Kepala: Kepala ular weling relatif besar dan menonjol, dengan corak warna yang khas dan kontras di sekitar mata dan leher.
- Sisik: Sisik pada tubuh ular weling berbentuk lonjong, dan terdiri dari dua jenis sisik yaitu sisik dorsal dan ventral.
- Gigi dan bisa: Ular weling memiliki gigi yang besar dan bisa yang sangat mematikan, yang terletak di bagian depan rahang. Racun yang dihasilkan oleh ular weling sangat neurotoksik, yang berarti dapat merusak sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan otot dan gangguan pernapasan yang parah.
Itulah beberapa ciri-ciri fisik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ular weling.
Penting untuk diingat bahwa ular weling adalah ular berbisa yang sangat berbahaya dan harus dihindari.
Jika Anda menemukan ular weling di sekitar Anda, jangan mencoba untuk menangkap atau memegangnya dan segera hubungi pihak yang berwenang untuk menangani masalah tersebut.
Tingkah dan Perilaku
Tingkah dan perilaku ular weling dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Tergolong soliter: Ular weling tergolong soliter dan biasanya ditemukan sendirian. Namun, pada musim kawin, mereka dapat berdua-duaan untuk mencari pasangan.
- Reproduksi: Ular weling adalah hewan yang bersifat ovipar (bertelur), dan betina biasanya akan bertelur sekitar 5-10 butir telur setiap kali bertelur.
- Pola makan: Ular weling adalah predator yang suka memakan hewan kecil seperti tikus, kadal, dan ular lainnya. Mereka menyerang mangsanya dengan cepat menggunakan bisa mereka yang mematikan.
- Tidak agresif: Ular weling dikenal tidak agresif terhadap manusia, dan sering kali menghindari pertemuan dengan manusia. Namun, ketika merasa terancam, mereka dapat dengan cepat menggulung tubuhnya dan menunjukkan sikap defensif dengan mengangkat kepala dan membuka mulut yang menunjukkan giginya yang besar.
- Teritori: Ular weling dapat mempertahankan wilayahnya atau teritori dan akan menyerang mangsa atau musuh potensial yang masuk ke wilayahnya.
- Hibernasi: Ular weling memiliki siklus hidup yang tergantung pada musim, dimana mereka berhibernasi selama musim dingin atau musim kemarau yang panjang.
Itulah beberapa perilaku dan tingkah laku ular weling (Bungarus candidus).
Meskipun tidak agresif terhadap manusia, namun karena ular weling merupakan ular berbisa yang sangat berbahaya, kita harus selalu berhati-hati dan menghindari kontak dengan ular tersebut.
Habitat
ular weling (Bungarus candidus) memang sering ditemukan di lingkungan pertanian karena mereka adalah predator alami tikus.
Tikus adalah salah satu hewan yang sering merusak tanaman dan produk pertanian sehingga kehadiran ular weling di lingkungan pertanian dapat membantu mengendalikan populasi tikus dan menjaga keberlangsungan pertanian.
Namun, keberadaan ular weling di lingkungan pertanian juga bisa membahayakan kesehatan manusia dan hewan ternak karena bisa yang dimilikinya sangat beracun.
Oleh karena itu, penting bagi petani dan masyarakat sekitar untuk memahami betul tentang keberadaan ular weling dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari risiko terkena gigitan ular weling.
Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan antara lain dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, menutup lubang dan celah yang mungkin menjadi tempat persembunyian ular weling, menghindari memegang atau menangkap ular weling tanpa perlindungan yang cukup, dan selalu berhati-hati saat berada di lingkungan pertanian atau di daerah yang dikenal sebagai habitat ular weling.
Dengan tindakan pencegahan yang tepat, keberadaan ular weling di lingkungan pertanian dapat memberikan manfaat dalam mengendalikan populasi tikus tanpa membahayakan manusia dan hewan ternak.
Apabila Tergigit Ular Weling
Jika seseorang tergigit oleh ular weling, langkah pertama yang harus diambil adalah segera membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat.
Gigitan ular weling bisa menyebabkan efek neurotoksik yang sangat cepat dan bahkan dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa jam jika tidak segera ditangani.
Sementara menunggu bantuan medis, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kerusakan yang ditimbulkan oleh bisa ular weling.
Pertama, korban perlu untuk tetap tenang dan tidak panik agar bisa yang tersebar tidak menyebar lebih cepat ke seluruh tubuh.
Kedua, korban harus segera diamankan dengan memberikan pertolongan pertama berupa pemakaian perban elastis atau bahan serupa di atas luka gigitan ular weling, namun jangan terlalu ketat agar sirkulasi darah tidak terganggu.
Ketiga, hindari memberikan minuman atau makanan pada korban, karena bisa ular weling bisa membuat proses absorpsi racun menjadi lebih cepat.
Jangan mencoba untuk menghisap atau memotong luka gigitan ular weling dengan menggunakan pisau atau alat sejenis, karena tindakan ini justru bisa memperburuk kondisi korban.
Selalu ingat untuk tidak mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan saran ahli atau pengobatan tradisional yang tidak teruji keamanannya.
Jadi, jika terjadi gigitan ular weling, tindakan yang paling tepat adalah segera membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat dan memberikan pertolongan pertama yang sesuai dengan kondisi korban.
Cara Menghambat Kembang Biak Ular Weling
Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghambat kembang biak ular weling:
Membersihkan Lingkungan: Membersihkan lingkungan sekitar dengan rajin, termasuk membuang sampah dan sisa-sisa makanan yang dapat menarik hewan pengerat dan mangsa ular weling seperti tikus dan katak.
Hal ini dapat mengurangi kemungkinan hadirnya ular weling di lingkungan sekitar.
Menghindari Tempat Persembunyian: Ular weling sering mencari tempat persembunyian yang gelap dan lembap, seperti di balik tumpukan kayu, batu, atau di dalam tong sampah.
Oleh karena itu, pastikan untuk menutup lubang atau celah di sekitar rumah, serta menghilangkan tumpukan kayu atau batu di sekitar rumah dan lahan pertanian.
Menggunakan Pestisida: Menggunakan pestisida untuk mengendalikan populasi hewan pengerat seperti tikus juga dapat membantu menghambat kembang biak ular weling.
Namun, pastikan untuk menggunakan pestisida dengan hati-hati dan sesuai dengan petunjuk penggunaannya.
Memasang Jerat: Memasang jerat di sekitar lahan pertanian juga dapat membantu menghambat kembang biak ular weling dan hewan pengerat lainnya.
Pengawasan Secara Rutin: Melakukan pengawasan secara rutin di lahan pertanian atau sekitar rumah untuk mencari tanda-tanda adanya ular weling atau sarangnya.
Jika menemukan tanda-tanda adanya ular weling, segera ambil tindakan untuk menghindarinya.
Dengan melakukan tindakan-tindakan di atas, kita dapat membantu menghambat kembang biak ular weling dan menjaga lingkungan sekitar agar bebas dari bahaya gigitan ular weling.